Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini mengeluarkan kritik keras terhadap sejumlah negara yang secara resmi mengakui Negara Palestina. Di hadapan publik internasional, dia menyebut pengakuan tersebut sebagai suatu tindakan “keputusan memalukan” dan “hadiah bagi terorisme.”
Netanyahu menolak keras pengakuan negara-negara tersebut, dan beberapa poin utamanya:
- ”Penghargaan untuk Terorisme”: Ia menyebut pengakuan tersebut sebagai hadiah yang tidak pantas kepada kelompok-kelompok seperti Hamas, yang menurutnya melakukan aksi kekerasan (termasuk serangan 7 Oktober 2023) dan sehingga tidak layak mendapat pengakuan negara.
- Penolakan Negara Palestina di Wilayah Barat Yordan (“West of the Jordan”): Netanyahu menyatakan bahwa “tidak akan ada Negara Palestina barat dari Sungai Yordan.” Artinya, ia menolak keberadaan negara Palestina yang merdeka secara teritorial di wilayah yang saat ini diduduki atau diklaim oleh Israel selama konflik ini.
- Tuduhan bahwa Pengakuan Melemahkan Keamanan dan Legitimasi Israel: Netanyahu menyebut bahwa tindakan tersebut bisa memperkuat posisi kelompok yang dianggap Israel sebagai pihak tak bertanggung jawab secara politik, dan mempersulit keamanan serta hubungan diplomatik Israel.
- Seruan Akan Tanggapan Diplomatik dan Politik: Netanyahu menyebut bahwa Israel akan melakukan respons, baik melalui diplomasi maupun langkah-langkah lain, terhadap negara-negara yang mengakui Palestina.
Kesimpulan
Pernyataan Netanyahu yang mengecam negara-negara yang mengakui Palestina sebagai “keputusan memalukan” dijuga harus melindungi hak-hak bangsa israel dari terorisme .