Manila, Filipina – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa maupun luka dalam peristiwa gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo yang mengguncang wilayah Visayas, Filipina, pada Senin (30/9) malam.
Meskipun seluruh WNI dinyatakan selamat, KBRI mencatat adanya kerusakan pada satu unit rumah milik WNI yang berada di Bogo City, Provinsi Cebu, yang merupakan salah satu wilayah terdampak paling parah.
“KBRI terus melakukan pemantauan dan komunikasi dengan WNI di area terdampak. Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa atau luka dari kalangan WNI,” ujar Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, dalam pernyataan resmi, Selasa (1/10).
Gempa yang terjadi pada pukul 21.59 waktu setempat tersebut menyebabkan sejumlah bangunan roboh, pemadaman listrik, dan kepanikan warga. Bogo City dan San Remigio menjadi dua kota yang mengalami kerusakan signifikan, termasuk infrastruktur umum dan properti warga.
Menurut laporan KBRI, rumah milik WNI di Bogo City mengalami kerusakan struktural, namun pemilik rumah dalam kondisi aman. Saat ini, pihak KBRI tengah menjajaki kemungkinan bantuan bagi WNI terdampak.
Langkah Tindak Lanjut
KBRI Manila menyatakan akan terus bekerja sama dengan otoritas lokal Filipina dan komunitas Indonesia untuk memastikan kondisi para WNI. Selain itu, kanal aduan dan bantuan darurat tetap dibuka bagi warga Indonesia yang membutuhkan pertolongan.
“Kami mengimbau seluruh WNI di Filipina, khususnya di wilayah Visayas, untuk tetap waspada, mengikuti arahan otoritas setempat, dan segera melaporkan situasi mereka kepada KBRI,” tambah Judha.
Pemerintah Filipina sendiri telah menetapkan status tanggap darurat di beberapa wilayah akibat dampak gempa yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya.