Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo Naik Jadi 37 Jiwa

Tim SAR dan relawan sedang melakukan evakuasi korban di lokasi runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny

Sidoarjo, 5 Oktober 2025 — Jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, terus mengalami peningkatan. Hingga hari ini, data dari tim evakuasi menyebutkan bahwa total korban jiwa telah mencapai 37 orang.

Insiden memilukan itu terjadi pada Senin, 29 September 2025, ketika ratusan santri tengah menunaikan Salat Ashar berjamaah di lantai atas bangunan. Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, konstruksi bangunan mendadak roboh dan menimpa para santri yang berada di dalamnya.


Evakuasi Masih Dilakukan, Tim SAR Berpacu dengan Waktu

Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, serta para relawan masih terus melakukan pencarian terhadap kemungkinan korban yang tertimbun reruntuhan. Mengingat kondisi bangunan yang rapuh, proses evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

“Kami telah menurunkan alat berat serta perangkat pemindai panas (thermal scanner) untuk mendeteksi keberadaan korban yang mungkin masih hidup di bawah reruntuhan,” ungkap Kolonel Marinir Rizal Suryadi, Kepala Basarnas Jawa Timur.

Sejauh ini, sebanyak 103 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, meski sebagian besar di antaranya mengalami luka cukup serius dan tengah dirawat intensif di beberapa fasilitas medis di wilayah Sidoarjo dan Surabaya.


Dugaan Kuat: Konstruksi Bermasalah

Menurut penyelidikan awal dari aparat kepolisian, bangunan musala tersebut diketahui sedang dalam tahap renovasi. Namun, perluasan struktur diduga dilakukan tanpa kajian teknis yang memadai, sehingga menyebabkan kegagalan bangunan.

“Penyelidikan tengah kami lakukan terhadap pelaksana proyek, perizinan bangunan, dan pengawasan teknisnya. Jika terbukti ada unsur kelalaian atau pelanggaran hukum, tentu akan ditindak secara tegas,” tegas Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro.


Tangis Keluarga dan Duka Nasional

Suasana haru menyelimuti lokasi kejadian. Keluarga korban terus berdatangan, berharap menemukan kabar tentang anak-anak mereka. Banyak di antara korban merupakan santri remaja berusia antara 13 hingga 17 tahun, yang baru beberapa bulan menjalani masa pendidikan di pondok pesantren tersebut.


Penanganan Pemerintah Daerah dan Dukungan Publik

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah menyatakan status bencana daerah atas kejadian ini dan menyiapkan anggaran tanggap darurat untuk mendukung evakuasi dan penanganan korban.

“Kami fokus pada penyelamatan jiwa, bantuan logistik, serta penanganan trauma psikologis bagi santri dan keluarga mereka,” ujar Khofifah saat meninjau lokasi.

Pemerintah daerah juga membuka posko informasi dan pengaduan, serta menyediakan jalur donasi untuk masyarakat yang ingin berpartisipasi memberikan bantuan.

Rekap Terbaru (Update per 5 Oktober 2025):

  • Korban meninggal dunia: 37 orang
  • Korban selamat: 103 orang
  • Masih dalam pencarian: 26 orang
  • Status operasi: Evakuasi dan identifikasi jenazah masih berlangsung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *