Medan, 12 Oktober 2025 — Hujan deras yang mengguyur Kota Medan sejak Sabtu malam hingga dini hari menyebabkan bencana banjir di sejumlah wilayah. Air meluap dari beberapa sungai besar yang melintasi kota, menenggelamkan ratusan rumah dan memaksa warga untuk mengungsi.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara mencatat, setidaknya lima kecamatan di Kota Medan terdampak banjir. Wilayah tersebut antara lain Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Johor, Medan Polonia, dan Medan Labuhan. Dari seluruh daerah terdampak, Kecamatan Medan Maimun menjadi kawasan yang paling parah dengan genangan air mencapai lebih dari satu meter di beberapa titik.
Curah Hujan Tinggi Sebabkan Sungai Meluap
Kepala Pusdalops PB Sumatera Utara menjelaskan, banjir disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Medan dan sekitarnya sejak sore hari. Debit air yang tinggi menyebabkan beberapa sungai seperti Sungai Deli dan Sungai Babura tak mampu menampung aliran air, sehingga meluap ke permukiman warga.
“Curah hujan sangat tinggi sejak malam. Sungai Deli dan beberapa anak sungainya meluap cepat. Air mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 02.00 dini hari,” ujar salah satu petugas Pusdalops di Medan, Minggu (12/10/2025).
Hujan yang turun tanpa henti membuat warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga mereka. Banyak warga terbangun karena air sudah masuk ke dalam rumah dan langsung bergegas mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi.
Medan Maimun Jadi Kawasan Terparah
Berdasarkan data Pusdalops, banjir paling parah terjadi di Kecamatan Medan Maimun. Setidaknya ada lima kelurahan di wilayah ini yang terendam air dengan tingkat kerusakan cukup berat.
- Kelurahan Alur: 75 rumah terendam, 193 jiwa dari 100 kepala keluarga (KK) terdampak.
- Kelurahan Sei Mati: 249 rumah tergenang, 158 jiwa dari 249 KK.
- Kelurahan Suka Raja: 62 rumah terendam, 300 jiwa dari 100 KK.
- Kelurahan Hamdan: 78 rumah, 376 jiwa dari 97 KK.
- Kelurahan Kampung Baru: 300 rumah terendam, 130 jiwa dari 420 KK terdampak.
Di Kelurahan Kampung Baru, air bahkan mencapai setinggi lutut orang dewasa. Warga setempat mengaku air mulai masuk sejak tengah malam dan terus meninggi hingga menjelang subuh.
“Saya kaget, jam dua malam air sudah masuk ke rumah. Dalam waktu satu jam sudah sampai lutut. Barang-barang tidak sempat diselamatkan,” kata Rahmawati (43), warga Kampung Baru, sambil menggendong anaknya yang masih kecil.
Ratusan Warga Mengungsi ke Tempat Aman
Banjir besar ini membuat ratusan warga terpaksa mengungsi ke posko sementara yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dan relawan setempat. Sejumlah sekolah dan rumah ibadah digunakan sebagai tempat pengungsian darurat.
BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan juga terus melakukan evakuasi menggunakan perahu karet untuk menolong warga lanjut usia, anak-anak, serta perempuan hamil yang terjebak banjir. Hingga Minggu siang, sebagian besar wilayah Medan Maimun masih tergenang dengan ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 70 sentimeter.
Selain permukiman warga, sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Brigjen Katamso, Jalan Juanda, dan Jalan Jupri juga sempat tidak bisa dilalui kendaraan akibat tingginya genangan air.
Petugas Siaga dan Bantuan Terus Disalurkan
Pusdalops PB Sumut melaporkan bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan logistik awal, seperti makanan siap saji, air bersih, tikar, serta selimut untuk warga terdampak. Tim kesehatan juga diterjunkan ke lokasi pengungsian untuk memantau kondisi warga, khususnya anak-anak dan lansia.
“Prioritas kami saat ini adalah memastikan keselamatan warga dan memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk mempercepat penyaluran bantuan,” kata salah satu petugas BPBD.
Sementara itu, tim dari Dinas Pekerjaan Umum dikerahkan untuk membantu memperbaiki sistem drainase dan memantau titik-titik yang berpotensi menjadi sumber genangan baru. Petugas terus bekerja meskipun hujan belum sepenuhnya reda.
Warga Diminta Tetap Waspada
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa intensitas hujan tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Medan dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. Warga diminta untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan dan melaporkan ke posko siaga apabila terjadi peningkatan debit air sungai.
Bencana banjir ini menjadi pengingat bahwa perbaikan sistem drainase dan pengelolaan sungai di Kota Medan perlu segera menjadi perhatian serius. Tak sedikit warga yang berharap agar pemerintah melakukan normalisasi sungai agar peristiwa serupa tidak terus berulang setiap musim hujan.
“Setiap hujan besar pasti banjir. Kami hanya bisa pasrah, tapi berharap pemerintah turun tangan serius,” ujar Ridwan, warga Sei Mati yang rumahnya terendam hingga sepinggang.