Indonesia Kalah dari China, Gagal Pertahankan Gelar Piala Suhandinata 2025

Bangkok, 13 Oktober 2025 — Langkah tim junior Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2025 harus terhenti di babak final setelah kalah dari China dengan skor akhir 1–3. Kekalahan ini membuat Indonesia gagal mempertahankan Piala Suhandinata, trofi beregu campuran paling bergengsi di level junior dunia.

Pertandingan yang berlangsung di Bangkok, Thailand, berjalan sengit sejak awal. Tim Merah Putih menurunkan skuad terbaik, termasuk pasangan ganda campuran andalan Rafli Ramadhan / Tasia Kusuma, serta tunggal putra muda berbakat Rizky Pratama. Namun dominasi teknik dan kecepatan pemain-pemain muda China sulit dibendung.

Pertandingan Penentu

Partai pertama ganda campuran menjadi awal yang berat. Rafli/Tasia harus mengakui keunggulan lawan dalam dua gim langsung 17–21, 14–21. Harapan sempat muncul ketika Rizky Pratama berhasil menyamakan kedudukan 1–1 usai menumbangkan tunggal putra China dengan skor 22–20, 19–21, 21–18 dalam duel menegangkan selama lebih dari satu jam.

Namun dua partai berikutnya menjadi milik China. Ganda putri Indonesia Larasati/Putri Arumsari kalah 15–21, 18–21, dan di partai penutup, tunggal putri Alya Nurhanifah tak mampu menahan agresivitas pemain China yang tampil dominan.

Reaksi dan Evaluasi

Pelatih kepala tim junior, Rionny Mainaky, mengakui bahwa performa lawan kali ini lebih matang.

“Anak-anak sudah berjuang maksimal. Tapi secara strategi dan pengalaman, tim China tampil sangat disiplin. Ini jadi pelajaran penting agar kami bisa bangkit di edisi berikutnya,” ujar Rionny seusai pertandingan.

Sementara itu, PBSI menyampaikan apresiasi kepada seluruh atlet muda yang telah berjuang membawa nama bangsa. Meskipun gagal membawa pulang Piala Suhandinata, hasil ini tetap menunjukkan potensi besar generasi baru bulutangkis Indonesia.

Dominasi China Berlanjut

Dengan kemenangan ini, China menambah koleksi gelar Piala Suhandinata menjadi 15 kali, mempertegas dominasi mereka di level junior dunia. Sedangkan Indonesia harus puas sebagai runner-up, posisi yang tetap terhormat mengingat persaingan ketat dari negara-negara kuat seperti Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia.

Harapan ke Depan

Indonesia kini menatap Kejuaraan Dunia Junior Individual yang akan dimulai pekan depan di lokasi yang sama. Para atlet muda diharapkan bisa bangkit dan membalas kekalahan dengan prestasi di nomor perorangan.

“Kami ingin buktikan bahwa Indonesia masih punya masa depan cerah di bulutangkis dunia,” kata Rizky Pratama, yang menjadi bintang muda paling menonjol di turnamen kali ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *