Bali – Sebuah peristiwa tragis mengguncang masyarakat Bali. Seorang mahasiswa ditemukan tewas di kamar kosnya pada Kamis (17/10/2025) malam. Polisi menduga korban meninggal akibat bunuh diri, setelah sebelumnya diduga mengalami tekanan berat akibat perundungan (bullying) dari rekan sebayanya.
Peristiwa ini dengan cepat viral di media sosial. Tagar #StopBullying dan #JusticeForMahasiswaBali menjadi trending di berbagai platform, memicu gelombang kemarahan sekaligus empati dari warganet. Banyak yang mengecam tindakan perundungan di lingkungan kampus, yang kembali memakan korban jiwa muda dengan masa depan cerah.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, korban berinisial M (21), mahasiswa semester lima di salah satu universitas ternama di Denpasar. Ia ditemukan oleh teman sekamarnya dalam kondisi tak bernyawa. Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan tanda kekerasan fisik, namun terdapat surat yang diduga ditulis korban sebelum meninggal.
Dalam surat tersebut, M menuliskan rasa putus asa karena menjadi sasaran ejekan dan tekanan sosial dari kelompok tertentu di kampusnya. Polisi saat ini tengah mendalami isi surat dan memeriksa beberapa saksi, termasuk teman dekat dan pihak kampus.
Respons Kampus dan Aparat
Pihak universitas menyatakan duka mendalam dan berjanji akan melakukan investigasi internal. Rektor melalui keterangan resminya menegaskan bahwa kampus memiliki komitmen untuk menindak segala bentuk kekerasan, intimidasi, maupun perundungan di lingkungan akademik.
“Ini menjadi peringatan keras bagi seluruh civitas akademika. Kami tidak akan menoleransi tindakan yang merugikan psikologis mahasiswa,” ujar pihak rektorat.
Sementara itu, Kapolresta Denpasar Kombes I Gede Aryana menyebut penyelidikan masih berjalan. “Kami akan memeriksa lebih jauh dugaan bullying ini. Jika ada unsur pidana, akan kami tindak tegas,” katanya.
Gelombang Empati dan Seruan Perubahan
Kematian M memicu solidaritas luas. Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Bali menggelar aksi damai dengan menyalakan lilin dan membawa poster bertuliskan “Teman Bukan Lawan” dan “Stop Bullying di Kampus