Harapan baru muncul di Semenanjung Korea. Setelah bertahun-tahun hubungan dingin membeku antara Washington dan Pyongyang, sinyal mengejutkan datang dari Seoul. Menteri Unifikasi Korea Selatan, Chung Dong Young, mengungkapkan adanya peluang yang “cukup besar” bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kembali bertatap muka dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
Kabar ini sontak menjadi sorotan dunia. Pasalnya, jika benar terjadi, pertemuan itu akan menjadi momen bersejarah kedua antara dua pemimpin yang dulu sempat mengguncang diplomasi global dengan pertemuan-pertemuan tak terduga mereka.
Agenda Trump di Semenanjung Korea
Trump dijadwalkan mengunjungi Korea Selatan pada Rabu (29/10/2025), dalam rangka menghadiri Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Namun di balik agenda resmi itu, sumber diplomatik mengungkapkan bahwa pembicaraan rahasia sedang dilakukan oleh para pejabat Gedung Putih dan otoritas Korea Selatan untuk membuka peluang “pertemuan kejutan” antara Trump dan Kim.
Menurut laporan media Amerika Serikat yang dikutip AFP, Jumat (24/10/2025), sejumlah penasihat senior di pemerintahan Trump telah membahas kemungkinan ini secara tertutup selama beberapa minggu terakhir. Pembicaraan tersebut disebut melibatkan koordinasi tingkat tinggi dengan intelijen dan pejabat keamanan Korea Selatan.
Pertemuan Ulang Setelah Enam Tahun
Terakhir kali Trump dan Kim Jong Un saling berhadapan secara langsung adalah pada tahun 2019. Saat itu, dunia menyaksikan dengan penuh ketegangan bagaimana kedua pemimpin—yang sebelumnya saling berbalas ancaman nuklir di media sosial—tiba-tiba berubah menjadi “sahabat diplomatik”.
Namun hubungan mereka kembali membeku setelah pertemuan Hanoi berakhir tanpa kesepakatan konkret soal denuklirisasi Semenanjung Korea. Sejak itu, komunikasi langsung di antara keduanya praktis terhenti.
Kini, enam tahun kemudian, situasi geopolitik Asia Timur kembali memanas. Ketegangan di Laut Cina Selatan meningkat, program rudal balistik Korea Utara terus berlanjut, sementara Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump yang kembali menjabat tampak ingin memulihkan pengaruhnya di kawasan Asia-Pasifik.
Seoul Jadi Jembatan Baru Perdamaian?
Menteri Unifikasi Chung Dong Young menilai kunjungan Trump ke Seoul bisa menjadi “momentum berharga untuk membuka lembaran baru” dalam hubungan antar-Korea. Menurutnya, Seoul siap menjadi jembatan untuk mempertemukan kedua pemimpin besar tersebut.
“Jika situasinya memungkinkan, peluang untuk terjadinya pertemuan antara Presiden Trump dan Pemimpin Kim cukup besar,” kata Chung kepada media lokal di Seoul.
“Kami melihat adanya ruang diplomatik yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi ketegangan dan membangun kembali kepercayaan.”
Pernyataan Chung disambut antusias oleh publik Korea Selatan yang telah lama mendambakan perdamaian abadi di semenanjung yang masih terbelah sejak Perang Korea berakhir pada 1953 silam.
Sinyal dari Pyongyang Masih Misterius
Meski begitu, hingga saat ini Pyongyang belum memberikan tanggapan resmi terkait isu pertemuan tersebut. Media pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, hanya menyinggung bahwa “perubahan besar dalam situasi internasional sedang berlangsung,” tanpa menyebut nama Trump atau APEC secara langsung.
Beberapa analis memperkirakan bahwa Kim Jong Un bisa saja memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan legitimasi politik dan tekanan negosiasi baru, terutama terkait sanksi ekonomi yang selama ini mencekik negaranya.
Dunia Menunggu Kejutan Diplomasi Trump
Donald Trump dikenal sebagai sosok tak terduga di panggung internasional. Dalam masa kepemimpinannya, ia mencatat sejarah sebagai presiden AS pertama yang menjejakkan kaki di Korea Utara pada tahun 2019. Momen itu sempat menjadi simbol keterbukaan baru, meski akhirnya tak berlanjut menjadi hasil konkret.
Kini, rumor pertemuan keduanya kembali memunculkan spekulasi: apakah ini bagian dari langkah Trump untuk mendongkrak citra politik globalnya, atau benar-benar upaya tulus menciptakan stabilitas di Asia Timur?
Para pengamat menilai, jika pertemuan itu benar-benar terjadi, maka diplomasi “Trump-Kim 2.0” bisa mengubah arah politik global sekali lagi—baik menuju perdamaian, maupun ke ketegangan baru yang lebih rumit.
Menanti Akhir Pekan yang Panas di Semenanjung Korea
Dengan waktu yang semakin dekat menuju pelaksanaan APEC di Seoul, segala mata kini tertuju pada satu pertanyaan: Akankah Trump dan Kim benar-benar duduk satu meja lagi?
Satu hal yang pasti, setiap kali dua tokoh paling eksentrik dalam sejarah politik modern ini bertemu, dunia seakan menahan napas. Dan kali ini, harapan, ketegangan, dan rasa penasaran kembali menyatu di langit Semenanjung Korea.
