Perusahaan Uni Emirat Arab (UEA) memberikan teknologi kepada China untuk meningkatkan jangkauan rudal udara-ke-udara. Kabar itu menurut laporan The Financial Times (FT) berdasarkan informasi dari berbagai badan intelijen Amerika Serikat (AS) pada tahun 2022.
Teknologi tersebut diberikan kepada China oleh G42, kelompok AI terkemuka di negara Teluk tersebut, yang diketuai penasihat keamanan nasional UEA, Sheikh Tahnoon bin Zayed al-Nahyan. Laporan FT, yang diterbitkan pada hari Sabtu, mengutip dua sumber, yang mengatakan teknologi G42 diteruskan kepada perusahaan teknologi China, Huawei.
Dua sumber mengatakan kepada surat kabar Inggris tersebut bahwa teknologi tersebut digunakan untuk meningkatkan rudal udara-ke-udara PL-15 dan PL-17 China, yang memberi mereka keunggulan atas AS. Dua sumber yang berbicara kepada FT mengatakan teknologi yang diberikan G42 kepada Huawei mencakup perangkat lunak untuk mengoptimalkan penerbangan rudal. Laporan tersebut mengatakan tidak jelas apakah G42 mengetahui teknologi tersebut akan digunakan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China.
Meskipun UEA mungkin tidak melanggar hukum apa pun, para pejabat AS yang mengetahui transaksi tersebut memperdebatkan bagaimana hal itu seharusnya memengaruhi kerja sama dengan negara Teluk yang kaya tersebut pada saat itu. Teknologinya cukup canggih sehingga para pejabat AS yakin hal itu akan memberi jet tempur China lebih banyak waktu untuk menargetkan pesawat tempur Amerika dalam perang apa pun di Taiwan.
Teknologi yang tidak secara eksplisit terkait dengan sistem persenjataan tetapi dapat digunakan di dalamnya dianggap sebagai penggunaan ganda, dan AS memberlakukan pembatasan ekspor atas penjualannya ke luar negeri.
Awal bulan ini, beberapa media melaporkan AS menyetujui ekspor chip AI senilai miliaran dolar ke UEA. Perjanjian awal yang ditandatangani antara AS dan UEA memperkirakan negara Teluk tersebut akan membeli hingga 500.000 chip AI tercanggih Nvidia setiap tahun, mulai tahun 2025. Dari jumlah tersebut, 400.000 akan dialokasikan untuk pusat data dan proyek AI yang dikelola perusahaan-perusahaan AS di UEA. Namun, sebagian besar, 100.000 chip, direncanakan akan langsung diberikan kepada G-42.
Menurut Bloomberg, lisensi awal tidak mencakup chip apa pun untuk G-42. The Wall Street Journal sebelumnya melaporkan para pejabat AS ingin memutus akses langsung ke chip untuk G-42.
