SAMPANG – Aksi kekerasan menghebohkan terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Seorang petugas SPBU bernama Hairuddin (29) menjadi korban penyerangan brutal oleh sekelompok orang bersenjata tajam dan senjata api pada Senin (20/10) dini hari.
Peristiwa ini bermula dari persoalan sepele. Salah satu pelanggan marah setelah barcode pembayaran digitalnya gagal dipindai oleh sistem di SPBU. Kesal karena transaksi tak bisa diproses, pelanggan tersebut justru melampiaskan amarahnya dengan menyerang petugas.
Menurut keterangan saksi mata bernama Pardi, insiden itu terjadi begitu cepat. “Tiba-tiba pria itu marah-marah ke petugas karena barcode-nya tidak bisa digunakan. Tidak lama kemudian, datang dua orang lain yang langsung menyerang,” ujarnya kepada wartawan.
Dari rekaman CCTV yang beredar luas di media sosial, tampak korban berusaha menghindar, namun tiga pelaku bersenjatakan celurit mengejar dan membacoknya secara membabi buta. Suasana SPBU yang awalnya sepi mendadak mencekam. Bahkan, salah satu pelaku menembakkan senjata api ke arah korban, membuat warga sekitar panik dan berhamburan menyelamatkan diri.
Akibat serangan tersebut, Hairuddin mengalami luka bacok serius di beberapa bagian tubuhnya. Korban segera dilarikan ke rumah sakit terdekat dan kini tengah menjalani perawatan intensif.
Kapolres Sampang AKBP Siswantoro membenarkan adanya kejadian tersebut dan menegaskan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk memburu para pelaku. “Kami sudah mengantongi identitas pelaku dan saat ini masih dalam pengejaran. Tindakan mereka sangat brutal dan akan kami tindak tegas,” ujarnya.
Kasus ini memicu kemarahan warga sekitar, yang menuntut aparat kepolisian segera menangkap para pelaku. Banyak warganet juga mengecam tindakan anarkis tersebut, menganggapnya sebagai bentuk kejahatan keji yang tak bisa ditoleransi hanya karena masalah sepele.
Kini, polisi masih mendalami motif pasti para pelaku serta asal-usul senjata api yang digunakan dalam penyerangan. Sementara itu, pengelola SPBU berjanji akan meningkatkan keamanan di area pengisian bahan bakar agar kejadian serupa tidak terulang.
Peristiwa ini menjadi pengingat keras bahwa emosi sesaat bisa berujung pada tindakan kriminal yang membahayakan nyawa orang lain. Polisi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menyerahkan penyelesaian masalah pada pihak berwenang.
