Warga Jati Padang Masih Terendam Banjir, Keluhkan Penyakit Usai Tanggul Jebol

Jakarta – Sudah tiga hari berlalu sejak tanggul di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, jebol dan menenggelamkan ratusan rumah warga. Namun hingga Sabtu (1/11/2025), genangan air belum sepenuhnya surut. Warga kini tak hanya bergulat dengan lumpur dan sampah yang tersisa, tetapi juga dengan berbagai keluhan penyakit yang mulai merebak.

Ketua RW 6 Jati Padang, Abdul Kohar, mengungkapkan banyak warganya kini jatuh sakit akibat kondisi lingkungan yang tercemar.

“(Keluhan warga) pasti keluhan kesehatan, diare sudah pasti, gatal-gatal sudah pasti, demam, panas juga ada,” kata Kohar kepada wartawan.

Ia menjelaskan, air banjir yang merendam kawasan itu sangat keruh dan bercampur dengan sampah rumah tangga yang terbawa arus. Banyak rumah yang terendam hingga setinggi leher orang dewasa.

“Banyaklah keluhannya, karena apa? Air kotor kan masuk ke rumah. Masuknya nggak tanggung-tanggung kemarin, sampai seleher,” ujarnya.

Banjir kali ini disebut-sebut akibat jebolnya tanggul Baswedan yang menahan aliran air di kawasan tersebut. Sejak tanggul itu rusak, air dengan cepat meluap ke permukiman warga tanpa bisa ditahan. Upaya perbaikan sementara sudah dilakukan oleh petugas gabungan, namun kondisi lapangan yang tergenang membuat prosesnya berjalan lambat.

Sementara itu, warga mulai berinisiatif melakukan pembersihan seadanya. Mereka bergotong royong mengangkat lumpur dan sampah yang menumpuk di dalam rumah serta jalan lingkungan. Namun keterbatasan air bersih dan kurangnya bantuan kesehatan membuat situasi semakin berat.

Beberapa warga yang terdampak mengaku mulai merasakan gejala diare, gatal-gatal di kulit, hingga demam. Anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling rentan.

“Airnya bau banget, warnanya coklat pekat. Anak saya sampai gatal-gatal di tangan dan kaki,” tutur Rina, salah satu warga yang rumahnya masih terendam setinggi betis.

Petugas Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dikabarkan sudah mulai melakukan pemeriksaan keliling dan membagikan obat-obatan dasar kepada warga. Namun jumlah tenaga medis dinilai belum cukup untuk menjangkau semua titik terdampak.

Pemerintah kota juga tengah menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji, air minum, serta kebutuhan pokok lainnya. Meski demikian, banyak warga berharap tanggul bisa segera diperbaiki secara permanen, agar musibah serupa tidak terus berulang setiap musim hujan tiba.

“Setiap kali tanggul jebol, kami yang jadi korban. Tolong pemerintah jangan cuma tambal sulam, tapi buat tanggul yang kuat,” harap Kohar.

Banjir di Jati Padang bukan yang pertama kali terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan ini memang dikenal rawan genangan akibat letaknya yang rendah dan berdekatan dengan aliran sungai. Warga kini hanya bisa berharap cuaca membaik dan air cepat surut, agar kehidupan bisa kembali normal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *