Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan terbaru terkait kebijakan larangan penjualan barang bekas impor atau thrifting yang belakangan menuai sorotan publik. Alih-alih mematikan usaha kecil, Prabowo mendorong solusi agar pedagang tetap bisa berjualan dengan mengganti barang impor bekas dengan produk lokal berkualitas.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Maman Abdurachman usai mengikuti rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (4/11/2024). Rapat tersebut juga dihadiri oleh Menko PM Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Menko PMK Pratikno, serta Mensos Saifullah Yusuf.
“Kami baru saja selesai rapat terbatas dengan Pak Presiden. Ada beberapa petunjuk dan arahan penting dari beliau terkait kebijakan ini,” ujar Maman di kompleks Istana Negara.
Menurut Maman, Presiden Prabowo menekankan bahwa larangan thrifting bukan berarti menutup mata terhadap nasib pedagang kecil. Pemerintah justru ingin menghadirkan substitusi produk lokal yang mampu menjadi alternatif ekonomis sekaligus menggerakkan industri dalam negeri.
“Presiden ingin agar pedagang tidak kehilangan mata pencaharian. Karena itu, produk lokal akan diperkuat dan disiapkan agar bisa menjadi pengganti barang bekas impor,” tambahnya.
Fokus pada UMKM dan Peningkatan Kualitas Produk Lokal
Dalam arahannya, Prabowo disebut meminta kementerian terkait untuk segera menghubungkan produsen UMKM dengan para pedagang di pasar yang selama ini menjual barang bekas impor. Pemerintah juga akan memberikan dukungan pembiayaan, pelatihan, hingga pemasaran agar produk lokal mampu bersaing dari segi kualitas dan harga.
“Intinya, Presiden ingin solusi yang win-win. Larangan impor barang bekas tetap jalan, tapi para pedagang tidak dirugikan,” ujar Maman.
Langkah Konkret: Dari Pelatihan hingga Dukungan Modal
Rencana konkret yang tengah disiapkan antara lain:
- Pendampingan UMKM untuk meningkatkan mutu dan desain produk lokal.
- Bantuan permodalan melalui koperasi dan lembaga keuangan mikro.
- Program kolaborasi antara desainer muda dan pengrajin lokal agar produk menjadi lebih trendi dan diminati pasar.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap industri kreatif lokal bisa tumbuh pesat tanpa harus bergantung pada barang bekas dari luar negeri.
