Kasus dugaan kekerasan di lingkungan militer kembali mencuat ke publik. Seorang prajurit muda, Prada Jemi, diduga melakukan tindakan tidak manusiawi terhadap rekannya sendiri, Prada Lucky, dengan mengoleskan campuran cabai dan garam ke luka yang ada di tubuh korban. Tindakan keji itu disebut dilakukan bukan atas inisiatif pribadi, melainkan karena perintah dari seniornya.
Menurut informasi yang beredar, peristiwa tersebut terjadi di lingkungan satuan tempat keduanya bertugas. Prada Lucky awalnya mengalami luka akibat latihan fisik. Namun, bukannya mendapat pertolongan, korban justru disiksa dengan cara dioleskan cabai dan garam ke bagian luka. Prada Lucky pun menjerit kesakitan dan harus mendapatkan perawatan medis setelah kejadian tersebut.
Dugaan sementara, tindakan itu dilakukan sebagai bentuk “hukuman” internal atau bentuk pembinaan yang dilakukan secara berlebihan oleh oknum senior. Saat ini pihak TNI dikabarkan sedang melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus tersebut. Beberapa saksi dari kalangan prajurit juga telah dimintai keterangan untuk mengungkap siapa yang sebenarnya memberi perintah dan sejauh mana keterlibatan para pihak.
Kejadian ini langsung menuai perhatian publik dan memunculkan sorotan tajam terhadap sistem pembinaan di lingkungan militer. Banyak pihak menilai, praktik kekerasan semacam ini seharusnya sudah tidak ada lagi dalam dunia militer modern.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak TNI mengenai hasil pemeriksaan maupun sanksi terhadap para pelaku yang terlibat. Namun, masyarakat berharap agar kasus ini ditangani secara transparan dan adil, demi mencegah kekerasan serupa terjadi di masa mendatang.
