GAZA, – Hamas membantah keras tuduhan Israel yang menuding pihaknya menyerang pasukan Zionis di Rafah, Gaza Selatan. Kelompok perlawanan itu menilai tuduhan Tel Aviv hanyalah dalih untuk melanjutkan agresi militer dan menggempur wilayah Gaza yang tengah menjalani gencatan senjata.
Militer Israel (IDF) melancarkan serangan udara ke Rafah serta berbagai lokasi lain pada Minggu (19/10/2025), dengan alasan membalas serangan rudal anti-tank dan tembakan yang disebut dilakukan oleh Hamas. Namun, Hamas menegaskan tidak ada aktivitas militer dari pihaknya di wilayah tersebut.
“Kontak dengan para pejuang kami yang tersisa di sana terputus sejak dimulainya kembali perang pada Maret tahun ini. Kami tidak terlibat dalam insiden apa pun yang terjadi di wilayah itu,” bunyi pernyataan Brigade Izzuddin Al Qassam, sayap militer Hamas, dikutip dari Anadolu.
Hamas menegaskan komitmennya terhadap kesepakatan gencatan senjata yang berlaku di seluruh Jalur Gaza sejak pekan lalu. Menurut kelompok itu, pelanggaran justru terus dilakukan oleh pasukan Zionis yang setiap hari melancarkan serangan dengan berbagai alasan.
Anggota biro politik Hamas, Izzat Al Rishq, menuding Israel tengah berusaha mencari pembenaran untuk melanjutkan operasi militer di Gaza.
“Mereka mengarang cerita tentang serangan terhadap tentaranya untuk menutupi kejahatan yang terus dilakukan terhadap rakyat kami,” ujar Rishq.
Rishq menambahkan, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berupaya menciptakan situasi tegang agar bisa kembali menggempur Gaza dan menunda proses politik pascagencatan senjata.
“Israel tidak menginginkan stabilitas, mereka ingin perang tanpa akhir,” ujarnya.
Sebelumnya, stasiun televisi Israel KAN melaporkan, serangan udara ke Rafah dilakukan setelah terjadi baku tembak antara pasukan IDF dan pejuang Hamas. Namun laporan itu belum disertai bukti kuat.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel menyatakan Netanyahu telah menginstruksikan militer untuk menindak tegas apa yang disebutnya “target teroris” di Gaza.
Keputusan itu diambil setelah pertemuan darurat dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz dan pejabat keamanan lainnya.
Serangan terbaru di Rafah kembali menambah daftar panjang pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel. Warga sipil di Gaza Selatan dilaporkan kembali mengungsi dari rumah-rumah mereka karena khawatir serangan akan meluas ke permukiman padat penduduk.