Santri Masa Kini: Dari ‘Ndeso’ Jadi Inovator dan Wirausahawan Muda

Selama bertahun-tahun, santri dan dunia pesantren sering kali diasosiasikan dengan citra yang ‘ndeso’, tertinggal, dan kurang pergaulan. Bahkan, tak jarang tayangan televisi menggambarkan kehidupan pesantren secara stereotipis—kolot, kaku, dan penuh budaya feodal. Namun, benarkah gambaran tersebut masih relevan di era sekarang?

Faktanya, dunia pesantren hari ini telah mengalami transformasi besar-besaran. Modernisasi pendidikan Islam kini berjalan seiring dengan kemajuan teknologi dan semangat kewirausahaan. Para santri tak lagi terpaku pada kitab kuning semata, tapi juga aktif mengembangkan kemampuan digital, sosial, hingga bisnis.

Banyak pesantren yang kini menjelma menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat. Santri tidak hanya mengaji, tapi juga belajar memanfaatkan peluang usaha—mulai dari mengelola e-commerce, mengembangkan produk lokal, hingga menjadi konten kreator dengan nilai-nilai keislaman yang kuat.

“Santri hari ini tidak lagi hanya berdakwah di mimbar, tapi juga berdakwah lewat inovasi,” ujar salah satu kiai muda yang mengelola pesantren modern di Jawa Timur. Ia menegaskan bahwa pesantren kini menjadi tempat lahirnya generasi muda yang tangguh, berakhlak, sekaligus melek teknologi.

Pemerintah pun turut mendorong semangat ini melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi pesantren. Beberapa lembaga bahkan telah membuka inkubator bisnis khusus santri untuk mendukung lahirnya Santripreneur—sebutan bagi santri yang sukses berwirausaha.

Transformasi ini menunjukkan bahwa label ‘kolot’ yang melekat pada santri hanyalah warisan persepsi lama. Kini, santri menjadi bagian dari arus besar perubahan bangsa. Mereka hadir bukan hanya sebagai penjaga nilai moral dan spiritual, tapi juga sebagai penggerak ekonomi dan inovator sosial.

Jadi, sudah saatnya masyarakat mengubah cara pandang terhadap dunia pesantren. Di balik kesederhanaannya, pesantren sedang menyiapkan generasi masa depan yang cerdas, kreatif, dan mandiri—sebuah kombinasi yang dibutuhkan Indonesia untuk melangkah maju.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *